(di antara) luka
Ada banyak hal yang harus disyukuri. Kehidupan, rasa sakit, kehilangan, proses pemulihan. Yeah, bersyukur tidak harus saat kita senang saja. Bersyukur juga tidak harus melihat keadaan orang lain yang lebih sulit dari kita terlebih dahulu. Bersyukur bisa kita lakukan kapan pun, di mana pun. Karena dengan bersyukur.. Setidaknya kita akan merasa… Lega.
Bahwa ternyata masih ada banyak hal baik di antara luka yang tengah kita derita. Masih ada air yang bisa kita minum, matahari yang masih terbit dari timur, dan udara yang belum dilabeli harga. Masih ada rumput yang menghijau dengan bahagia, hujan yang turun dengan setia, dan angin yang menari gembira bersama debu di jalan-jalan Jakarta.
Hidup ini terlalu singkat untuk kita jalani dengan hati yang berat. Pasti ada alasan mengapa kamu — kita — ada. Mungkin kalau kematian terlalu mencintaimu, akan ada orang yang kehilangan senyumnya sebab kamu tiada. Akan ada kucing jalanan yang menderita sebab tidak ada lagi tangan mulia yang memberinya makan cuma-cuma. Akan ada bunga liar yang layu sebab tiada lagi yang menyapanya.
Kamu ada, sebab kamu berharga. Mungkin kamu belum menyadarinya, karena kamu masih takut untuk keluar dari kotak kardus di bawah meja. Tetapi, percayalah… Tuhan menciptakanmu dan kamu setuju untuk hidup di dunia, pasti karena suatu alasan.
Meski rasa sepi seperti hampir membunuhmu setiap hari, rasa sakit menggenggam tanganmu dengan begitu erat, dan luka batin seperti tiada penyelesaiannya, percayalah bahwa itu adalah bagian dari perjalananmu menuju bahagia. Jika tidak di dunia, ada bagian yang lebih indah bernama surga.
Bersabarlah, Sayang. Sebentar lagi, kamu akan sampai pada babak terbaik dalam hidupmu. Mari jalani kehidupan ini bersama-sama. Dengan luka yang kita punya. Dengan impian yang masih terkatung-katung di laut selatan. Dengan harapan kita akan berakhir di surga-Nya.
Mari hidup bahagia dan berumur panjang.