kamu hanya ingin dia tidak menanggung luka yang sama denganmu
Ada orang, yang terbiasa mendengar suara orang lain, namun suaranya sendiri seperti berada di kedalaman samudera. Ada orang yang terbiasa menelan pil bernama sepi, namun tak ingin orang lain turut merasakan pahitnya. Ada pula orang yang tubuhnya lebam membiru, namun tiada yang boleh tahu.
Terkadang, khayal menari-nari di dalam kepala manusia yang suka berpura-pura itu, untuk berhenti dan turut terbang bersama kabut di pagi hari. Tetapi apakah langit sanggup menerima orang-orang yang tidak mandi? Sepertinya tidak, ya. Bau busuknya tentu akan mengotori hijaunya permadani.
Bagi orang yang terbiasa sendiri, membiarkan orang lain dirundung sepi, sama halnya dengan menciptakan dirinya yang lain. Tentu itu tidak boleh terjadi. Mereka tidak boleh sakit, mereka tidak boleh terluka. Cukuplah dirinya saja. Cukuplah air matanya memuaskan dahaga bumi. Biarlah dia menanggung dosa-dosa yang lalu.
Toh, ia tidak berguna. Tidak ada yang menginginkannya, ia ditinggalkan begitu saja, hingga ia jatuh—tenggelam dan hampir mati. Maka, biarkan saja ia menjadi tumbal raja-raja yang berkuasa. Asal orang lain merdeka; asal lelaki yang menanggung kemarahan ibunya bisa lekas berbahagia.