musafir
ku berjumpa lagi denganmu. di tengah padang pasir yang jauh dari ibukota.
rupanya, kau masih mengenaliku dengan sempurna. pun denganku. masih terekam jelas dalam kepalaku bagaimana senyum di wajah itu merekah saat meninggalkan gerbang kota. entah fortuna atau malapetaka, hari ini.. bintang membawaku ke tempatmu berada tanpa pernah kutahu bahwa inilah tujuannya. tepat di depan matamu yang sayu.
sudah—sudah selesai cerita tua dalam lembaran biru itu.
aku sudah kehabisan tinta untuk menulis dan busa untuk berbicara. setitik pun tidak ada lagi tenaga untuk membahas masa yang telah usai di antara aku dan dirimu.
tetapi, mengapa pedih masih saja terasa saat kau menyampaikan kalimat suka-suka? menggerogoti sampai ke nadi. tercekat hingga kehabisan napas. tanpa sadar mentari pun tenggelam lagi. membuatku melanjutkan perjalanan ke barat dan kau ke utara.
