satu-satunya kepastian yang paling pasti.
ku melangkah, namun tidak tahu apa yang mau dituju. entah padang belantara atau hamparan laut biru. hanya terus berjalan saja, mengikuti sang pemburu. berhenti sesekali hanya untuk sekadar menikmati secangkir kopi—atau teh bersama roti, kemudian lanjut berpetualang lagi.
tapi, waktu yang merangkak membuat hati digerogoti monster bernama kepayahan. semburat biru menyatu dengan abu-abu, membuat kata percaya menjadi kata kosong yang tidak lagi memiliki makna.
agaknya seperti, diri yang tengah asyik menari sendiri di tanah lapang berbau hujan. seru. terhindar dari luka akibat pengharapan. juga tidak ada lagi kegelisahan yang berpendar-pendar merusak mata.
namun kengerian paling ngeri bernama rasa sepi tidak bisa dipungkiri.
di sebuah ruangan tak berpintu, kalimat tanya melayang rendah di langit-langitnya. sampai kapan? sampai kapan terus berjalan tanpa tujuan pasti? apakah ini jalan yang benar? atau jangan-jangan, sudah tersesat terlalu dalam?
aku tidak tahu. benar-benar tidak tahu.
aku hanya tahu satu; tidak boleh mati.
ya. aku tidak boleh mati sebab kematian belum menginginkanku untuk itu.
pasti akan ada saatnya. pasti. karena mati adalah satu-satunya kepastian yang paling pasti.