katakanlah bahwa itu engkau.

hellow, manusia ikan. how was your day? i hope you’re fine.

sangat indah jika mengingatmu di bawah matahari terbit. angin menyapu rambutmu yang kasar. senyummu mengembang seperti mawar yang merekah ruah. sangat indah karena pada akhirnya dapat melihat dunia lebih berwarna. langit yang membiru, bulan yang tampak lebih manis, dan tanaman yang sepertinya tumbuh lebih hijau.

bagaimana denganmu? bahagiakah engkau? apa yang ada dalam hati dan pikiranmu? aku ingin tahu barang sekali. bisakah kita berdansa di bawah gemintang tanpa kata? atau bisakah kita menari di atas lautan kata? pilih saja kau mau yang mana. aku ikut ke mana pun kau melangkah, asal jangan ke jurang.

sialan memang kau. membuatku seperti orang tidak waras. mengganggu jam tidurku. memadati duniaku yang sudah padat. pedihnya, kau tidak harus bertanggung jawab. ke mana harus kuadukan masalah ini? ke mas wapres kan nggak mungkin. jadilah aku, berdiri di atas duri, karena bunga belum terlihat di tempatku berpijak. bajingan.

jahatkah aku jika aku berdoa, jangan sampai ada siapa-siapa di hatimu? aku ingin ruang itu hanya untukku. aku ingin kau mengingatku. maafkan aku yang kurang ajar, tapi aku sungguh ingin berada di sana. seorang diri. hanya aku saja. merawat hatimu, mengisinya dengan bunga merah, biru, dan jingga. melukis ria dan tawa. mengukir bahagia. aku ingin manjadi satu-satunya perempuan yang kau ajak bicara dengan ceria.

dinusaurus, apakah kau akan melihatku... pada akhirnya? apakah itu engkau, yang akan membawaku keluar dari persembunyian yang gelap gulita? apakah.. kau.. menemukanku dalam derita berkalung senja? katakanlah bahwa itu engkau. katakanlah bahwa kecewa telah pergi meninggalkan singgasananya. katakanlah bahwa hari ini, kata berubah menjadi lantai dansa.