whilerainfalls
2 min readMar 3, 2023

sebuah catatan perjalanan

twitter @bts_twt

halo. apa kabar?

sudah lama sekali, aku tidak mengisi hari-hari dengan menulis. padahal dulu, saat aku masih anak-anak, aku selalu dibuat jatuh cinta oleh tulisan. tidak sekali pun kulewatkan hari tanpa menulis hingga aku memiliki mimpi menjadi penulis.

tetapi kini, semua itu seperti hilang dan hanya menggantung di atas pohon cemara tanpa pernah terbang ke langit. ya, mimpi itu padam setelah aku kehilanganmu. bahkan kini, aku tidak bisa lagi menciptakan tulisan seindah biru-biru di selatan. aku hanya menulis kosong tanpa isi.

hatiku pergi, begitu juga dengan inspirasiku. kini, mimpi yang pernah kumiliki hanya sekadar mimpi. mimpi itu telah pergi jauh, meninggalkanku.

semenjak hari itu, aku tidak lagi bisa menata hatiku dan menjalani hari dengan lebih ringan. semuanya terasa berat. kau tau apa yang menjadi bagian paling berat dalam perjalanan ini?

kenyataan bahwa aku telah kehilangan aku.

betul, aku kehilangan diriku sendiri. aku tidak mengenaliku. siapa aku? aku tidak tahu, tidak pula mengerti siapa aku. hanya satu yang aku pahami,bahwa aku adalah si gadis tanpa mimpi yang tidak tahu apa yang harus dilakukannya setelah ini.

aku juga tidak bisa menata hatiku sendiri. tidak ada yang pernah memberitahu bagaimana caranya. semua tumpah ruah dalam setiap ruang-ruang merah dalam rongga dada. mengapa aku iri, mengapa aku membenci, bukankah itu tidak benar? tetapi mengapa kulakukan?

aku tergugu di sudut ruangan, mencari jawaban tentang siapa aku. juga mencari jalan supaya bisa kutemukan lagi bagian diriku yang hilang. tetapi hingga pagi menjelang, hanya tersisa debu di meja makan. tidak pernah ada jawaban.

hatiku tidak berada di tempatnya, tetapi aku merasakan sakit yang teramat sangat. aku tidak mampu lagi menahannya. dengan bodohnya, kulimpahkan kepada semua orang. luka ini kubagikan. semua orang harus tahu, semua orang harus merasa. hingga aku benar-benar tidak lagi nampak di permukaan.

aku benar-benar hilang. jauh. jauh — di dasar samudera yang tak memiliki nama.

tidak ada yang tersisa. tulisanku, kamu, diriku; hilang.

bagaimana caraku untuk keluar? aku bahkan tidak bisa berenang. apakah ikan-ikan akan sudi meminjamkan siripnya supaya aku bisa kembali ke daratan? tolong katakan. aku lelah menjalani hari-hari yang tak kunjung padam.

Tulisan ini saya tulis di penghujung bulan November 2021 yang beku, sebagai bentuk perayaan kehilangan. Kehilangan teman dan sahabat, baik yang pergi karena kehidupan maupun kematian. Kehilangan kekasih sebab saya tidak bisa menyelamatkannya dari kehidupan yang mematikan. Kehilangan diri saya sendiri akibat kelalaian berkepanjangan.

whilerainfalls
whilerainfalls

Responses (1)